Danmemfasilitasi kebutuhan masyarakat akan suatu barang atau produk. Fokus dari produksi dalam jumlah banyak ini sebagai suatu cara untuk meningkatkan efisiensi produsen dalam melakukan kegiatan produksi yang disesuaikan dengan standar serta prosedur. Dan hal tersebut dilakukan guna menciptakan suatu barang secara banyak dalam satu waktu.
Prosesbergabungnya es atau tetes-tetes air menjadi awan ini disebut dengan koalensi. Pada proses terjadinya hujan ini, es atau tetes air memiliki ukuran jari-jari sekitar 5-20 mm. Dalam ukuran ini tetesan air akan jatuh dengan kecepatan 0,01-5 cm/detik sedangkan kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih tinggi sehingga tetes air tersebut tidak
TahapanProses Terjadinya Hujan. 1. Evaporasi. Evaporasi adalah proses mengubah air yang berwujud cair menjadi air dalam wujud gas (penguapan). Hal ini memungkinkan gas tersebut naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari, maka semakin banyak jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi. 2.
ProsesTerjadinya Karst. Proses terbentuknya karst atau yang disebut dengan karstifikasi membutuhkan waktu jutaan tahun, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor geologi, fisika, kimia, dan biologi. Rincian proses terbentuknya karst yaitu sebagai berikut: Karstifikasi diawali dengan pergerakan lempeng bumi yang bersifat dinamis.
ProsesTerjadinya Gerhana Matahari Dikutip dari situs
0KON.
sixteenmilesout - urutan penciptaan menurut alkitabKisah urutan penciptaan menurut Alkitab ada di kitab Kejadian pasal 1-2. Bahasa yang digunakan di kitab Kejadian menegaskan kalau semua ciptaan di alam semesta ini diciptakan dari “tidak ada” menjadi “ada” dalam kurun waktu enam hari kali 24 jam tanpa ada waktu jeda dari satu hari ke hari lainnya. Konteks ayat Alkitab mengenai urutan penciptaan di bagian ini mengharuskan durasi waktunya dipahami secara harafiah sebagai 24 ditafsirkan secara apa adanya dan logis, deskripsi ayat-ayat di bagian ini akan membantu kita memahami semua peristiwa sebagai satu hari "Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama" Kej 15. Setiap kalimat dalam bahasa aslinya diawali dengan kata "dan". Ini adalah tata bahasa Ibrani yang baik, yang menyatakan kalau setiap kalimat merupakan kelanjutan dari kalimat shelbymdesignUrutan Penciptaan Menurut Alkitab Kitab Kejadian mengungkapkan bahwa Firman Allah itu dahsyat dan berkuasa. Sebagian besar pekerjaan urutan penciptaan Allah dilakukan dengan hanya melalui perkataan, indikasi lain dari kedahsyatan dan kuasa Firman-Nya. Menurut Alkitab, Hari penciptaan oleh Allah adalah sebagai berikutHari Penciptaan ke-1 Kej 11-5Allah menciptakan langit dan bumi. "Langit" merujuk pada segala sesuatu yang ada di luar bumi; yang ada di luar angkasa. Bumi telah diciptakan, tapi belum dibentuk secara spesifik, meskipun sudah ada air. Allah kemudian menciptakan terang. Dia kemudian memisahkan terang dari gelap dan menamai terang itu "siang" dan gelap itu "malam." Pekerjaan penciptaan ini berlangsung dari malam sampai pagi – atau dalam satu Penciptaan Ke-2 Kej 16-8Allah menciptakan cakrawala. Cakrawala menjadi pemisah antara air di permukaan bumi dan uap air di udara. Pada saat ini, bumi telah memiliki atmosfer. Pekerjaan penciptaan ini berlangsung dalam satu Penciptaan Ke-3 Kej 19-13Allah menciptakan tanah kering. Benua dan pulau-pulau berada di atas air. Kumpulan air yang besar dinamai "laut" dan tanah kering itu "darat." Allah menyatakan bahwa semuanya itu menciptakan kehidupan ini supaya bisa berkesinambungan; tumbuhan diberi kemampuan untuk bereproduksi. Tumbuhan diciptakan dalam keragaman yang besar banyak "jenis". Bumi menjadi hijau dan penuh dengan tumbuhan. Allah menyatakan bahwa semuanya ini juga baik. Pekerjaan penciptaan ini menghabiskan waktu satu Penciptaan Ke-4 Kej 114-19Allah menciptakan semua bintang dan benda-benda langit. Pergerakan dari benda-benda langit ini akan membantu manusia untuk memahami dimensi waktu. Dua benda langit besar diciptakan berkaitan dengan bumi. Yang pertama adalah matahari, yang merupakan sumber cahaya utama, dan bulan, yang memantulkan sinar matahari. Pergerakan benda-benda ini akan membedakan siang dari malam. Pekerjaan ini juga dinyatakan baik oleh Alah. Pekerjaan penciptaan ini menghabiskan waktu satu Penciptaan Ke-5 Kej 120-23Allah menciptakan semua makhluk yang hidup di dalam air. Setiap makhluk apapun yang hidup di dalam air diciptakan di hari ke-5 ini. Allah juga menciptakan semua burung. Bahasa yang digunakan di bagian ini secara tersirat menyatakan kalau Allah mungkin juga menciptakan serangga di hari ke-5 ini atau, jika tidak, serangga mungkin diciptakan pada hari ke-6. Melalui reproduksi, semua makhluk ini diciptakan dengan kemampuan untuk tetap berkesinambungan. Makhluk hidup yang diciptakan pada hari ke-5 ini adalah makhluk pertama yang diberkati oleh Allah. Allah menyatakan bahwa pekerjaan ini baik. Penciptaan ini berlangsung dalam satu Penciptaan Ke-6 Kej 124-31Allah menciptakan semua makhluk yang hidup di atas tanah kering. Termasuk manusia dan setiap jenis makhluk yang belum diciptakan pada hari-hari sebelumnya. Allah menyatakan bahwa segala yang dijadikan-Nya ini Tritunggal kemudian berunding satu sama lainnya. "Berfirmanlah Allah "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita" Kej 126. Ini bukan wahyu secara tersurat mengenai Allah Tritunggal, tetapi menjadi dasar bagi kita untuk memahami soal ini. Sama seperti ketika Allah menggunakan sebutan "kami" ketika merujuk menciptakan manusia, dan manusia diciptakan menurut gambar Allah laki-laki dan perempuan menampakkan gambaran ini. Manusia menjadi yang teristimewa di antara semua makhluk ciptaan lainnya. Untuk menekankan hal ini, Allah memberikan otoritas kepada manusia untuk berkuasa atas bumi dan atas semua makhluk lainnya. Allah memberkati manusia dan memerintahkannya untuk bereproduksi, memenuhi bumi dan menaklukkannya menguasainya di bawah otoritas manusia yang sah, sebagaimana diizinkan oleh Allah.Allah memerintahkan manusia dan semua makhluk lainnya supaya memakan tumbuh-tumbuhan saja. Allah tidak membatalkan perintah ini hingga di kitab Kejadian 93-4 penciptaan Allah selesai pada akhir hari keenam. Seluruh alam semesta dan isinya, dalam seluruh keindahan dan kesempurnaannya, sepenuhnya dibentuk dalam enam hari, berkesinambungan, 24 jam per harinya. Setelah menyelesaikan penciptaan-Nya, Allah menyatakan bahwa semuanya sangat Penciptaan Ke-7 Kej 21-3Allah beristirahat. Bukan untuk menunjukkan bahwa Dia lelah karena upaya penciptaan-Nya, tetapi untuk menunjukkan bahwa karya penciptaan-Nya telah selesai. Selanjutnya, Allah menetapkan pola di mana ada satu hari untuk setiap tujuh hari bagi manusia untuk beristirahat. Kelak, memelihara hari Sabat akan menjadi ciri yang membedakan umat pilihan Allah dengan yang bukan Kel 20 8-11. DNR
Alkitab atau Bible dalam bahasa Inggris adalah sebutan yang digunakan untuk kumpulan naskah yang dianggap suci dalam Yudaisme dan Kekristenan. Kata Alkitab dalam bahasa Indonesia asalnya dari bahasa Arab, juga kerap digunakan oleh para muslim untuk menyebut Al-Qur’an. Alkitab adalah sekumpulan kitab suci yang berasal dari waktu penulisan berbeda oleh para penulis dan lokasi yang berbeda pula. Umat Yahudi dan Kristen menganggap kitab – kitab yang ada dalam Alkitab sebagai hasil dari ilham yang datang secara ilahi, juga sebagai catatan mengenai hubungan Tuhan dengan manusia. Alkitab dipandang secara berbeda oleh berbagai kalangan untuk Kristen Katolik Roma, Anglikan dan Ortodoks Timur mereka menekankan harmoni dan arti penting Alkitab serta tradisi suci, sedangkan di kalangan Kristen Protestan difokuskan pada kosep sola scriptura atau hanya Alkitab yang penting. Ini adalah konsep yang muncul pada masa Reformasi Protestan, hingga banyak denominasi Protestan yang masih mendukung penggunaan Alkitab sebagai satu – satunya sumber dari ajaran Kristen sampai sekarang. Jumlah total penjualan Alkitab diperkirakan lebih dari 5 miliar kopi sehingga secara luas dianggap sebagai buku terlaris sepanjang sejarah. Alkitab telah berpengaruh besar dalam sastra dan sejarah terutama di dunia Barat. Alkitab pertama yang dicetak secara massal adalah Alkitab Gutenberg dan pertama dicetak menggunakan mesin cetak yang dapat Istilah AlkitabDalam sejarah terbentuknya Alkitab perlu diketahui asal kata Bible yang berasal dari kata Latin yaitu Biblia, juga berasal dari bahasa Latdain abad pertengahan, bahasa Latin Akhir dan juga dari kata Yunani Koine, bentuk tunggalnya adalah Biblion. Kata Latin dari abad pertengahan Biblia merupakan singkatan dari Biblia Sacra atau Kitab Suci yang juga diterjemahkan dari bahasa Yunani Biblia ta Hagia, sementara Biblia dari bahasa Yunani dan Latin Akhir adalah bentuk jamak netral secara gender Bibliorum, yang secara bertahap dianggap sebagai kata benda feminin tunggal Bibliae dalam bahasa Latin abad pertengahan, kemudian diserap sebagai bentuk tunggal dalam bahasa daerah setempat di wilayah Eropa Barat. Sedangkan dalam bahasa Indonesia kata Alkitab berasal dari bahasa Arab Al-Kitab’ yang berarti buku atau Biblia sendiri secara harfiah berarti kertas atau gulungan naskah’ yang kemudian digunakan sebagai kata yang umum untuk menyebut buku atau kitab. Bentuk singkat dari Byblos atau papyrus mesir’, yang kemungkinan berasal dari nama pelabuhan laut milik bangsa Fenisia yaitu Byblos Gebal dimana papirus mesir diekspor ke Yunani. Frasa dalam bahasa Yunani ta biblia yang secara harfiah berarti kitab – kitab papirus kecil’ adalah ungkapan yang digunakan oleh kaum Yahudi Helenistik untuk mendeskripsikan Septuaginta, kitab – kitab suci tahun 223 M penggunaan istilah tersebut oleh kalangan Kristen telah dapat ditelusuri. Menurut seorang akademisi biblika bernama Bruce menyatakan bahwa Yohanes Krisostomus tampaknya menjadi penulis pertama yang menggunakan frasa ta biblia yang digunakan untuk mendeskripsikan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ketahui juga mengenai sejarah buddha gautama dan sejarah Ka’bah di Saudi Penulisan AlkitabSejarah terbentuknya Alkitab dapat ditelusuri pada abad ke 2 SM ketika kelompok – kelompok Yahudi diketahui telah menyebut kitab – kitab dalam Alkitab sebagai kitab – kitab suci scriptures dan menyebutnya kudus atau suci dalam bahasa Ibrani. Umat Kristen yang berbahasa Inggris masa kini pada umumnya menyebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan sebutan The Holy Bible ta biblia ta agia dalam bahasa Yunani atau The Holy Scriptures Agia Graphe. Kalangan Kristen Protestan di Indonesia sering menggunakan sebutan Alkitab sementara Kristen Katolik menyebutnya Kitab abad ke 13 Stephen Langton membagi Alkitab ke dalam pasal – pasal atau bab, dilanjutkan oleh seorang tukang cetak Prancis bernama Robert Estienne pada abad ke 16 membaginya ke dalam ayat – ayat. Pada saat ini Alkitab terbagi berdasarkan kitab, pasal dan ayat. Salinan Alkitab tertua yang lengkap dan masih ada sampai sekarang adalah berupa buku perkamen dari abad ke 4 awal dan disimpan di Perpustakaan Vatikan, juga dikenal dengan nama Kodeks Vaticanus. Salinan tertua Tanakh dalam Bahasa Ibrani dan Aram bertanggal abad ke 10 M, salinan tertua Alkitab Latin lengkap adalah Kodeks Amiatinus yang bertarikh abad ke ditemukannya mesin cetak, dalam sejarah terbentuknya Alkitab bagian – bagiannya disalin dengan tingkat ketelitian yang tinggi menggunakan tulisan tangan oleh para penganutnya. Buktinya bisa dilihat dari salinan – salinan yang ditemukan hingga sekarang, yang sama dengan teks yang digunakan secara umum. Selain itu juga ada kutipan – kutipan langsung dari surat – surat zaman dulu yang mendukung kebenaran salinan tersebut sejak zaman purba hingga sekarang. Ketika mesin cetak diciptakan pertama kali di Eropa, Alkitab Latin Vulgata merupakan buku pertama yang dicetak dengan mesin cetak tipe bergerak di Percetakan Johannes Gutenberg pada 1455. Penemuan mesin cetak ini sangat mempercepat penyebaran Alkitab di seluruh dunia secara drastis. Ketahuilah mengenai sejarah terbentuknya agama Kristen, sejarah berdirinya Gereja Katedral Jakarta, dan sejarah berdirinya gereja Alkitab KristenPerjanjian Lama dalam sejarah terbentuknya Alkitab dapat dikelompokkan menjadi lima bagian yang utama yaitu Kitab Taurat, Kitab Sejarah, Kitab Hikmat, Kitab Nabi – Nabi Besar dan Kitab Nabi – Nabi Kecil. Pengelompokan dalam sejarah perjanjian baru adalah Kitab Injil 4 kitab, Kitab Sejarah 1 Kitab, Surat – Surat Rasuli 21 Kitab dan Kitab Wahyu 1 Kitab. Sejarah Perjanjian Lama menceritakan kisah dimana para tokoh dan nabi yang ada pada masa sebelum lahirnya Yesus Kristus, dari mulai Adam sampai Maleakhi. Perjanjian Baru memuat kitab – kitab Injil sejumlah 4 kitab berbeda yang berisi sejarah dan riwayat Yesus Kristus sejak sebelum lahir hingga kenaikannya dan surat – surat yang ditulis oleh para – masing kitab dibagi atas pasal – pasal untuk memudahkan pencarian lokasi pernyataan dalam Alkitab. Kitab – kitab yang terdiri dari satu pasal saja ada lima yaitu Kitab Obaja, Surat Filemon, Surat 2 Yohanes, Surat 3 Yohanes dan Surat Yudas, sedangkan yang paling panjang memuat 150 pasal yaitu Kitab Mazmur. Masing – masing pasal kemudian dibagi menjadi sejumlah ayat, Mazmur 117 paling sedikit berisi dua ayat dan Mazmur 119 berisi 176 ayat paling banyak. “alamat Alkitab” adalah cara untuk memudahkan pencarian lokasi ayat dalam Alkitab, misalnya pada Kejadian 11 merujuk pada Kitab Kejadian yaitu Kitab pertama dalam Alkitab, pasal pertama dan ayat – kitab di sejarah terbentuknya Alkitab tersusun secara semi kronologis dan bukan dari waktu penurunan Wahyu. Penggolongan ini dilakukan karena beberapa Alkitab tidak jelas waktu penulisannya dan siapa penulisnya sedangkan beberapa kitab lain adalah kumpulan tulisan yang dikelompokkan menurut gaya penulisan yang ada didalamnya. Misalnya Kitab Amsal yang ditulis oleh Raja Salomo tidak disusun setelah Kitab 1 Raja – Raja yang membahas riwayat hidupnya tetapi ditempatkan berkelompok dengan kitab – kitab puisi lain seperti Kitab Ayub, Mazmur, Pengkhotbah, dan Kidung Agung. Juga Kitab Nabi Yeremia yang hidup di zaman Raja Yosia tidak ditempatkan setelah Kitab 2 Raja – Raja yang berisi riwayat Raja Yosia tetapi disusun bersama dengan kitab nabi besar lainnya, seperti Kitab Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel dan dalam sejarah terbentuknya Alkitab adalah hasil dari kanonisasi yang dilakukan oleh Bapa Gereja awal dan tidak berubah sejak abad ke 4 M, tetapi beberapa terjemahan Alkitab terkadang memiliki konvensi yang agak berbeda. Contoh dalam kitab Mazmur bahasa Indonesia, nama penggubah Mazmur dan judul lagunya dijadikan ayat yang pertama dalam satu pasal sedangkan dalam Alkitab bahasa Inggris tidak demikian. Karena itu Alkitab Bahasa Indonesia memiliki ayat lebih banyak hingga beberapa puluh daripada Alkitab bahasa Inggris. Selain itu terdapat sub pasal yang disebut dengan perikop untuk memudahkan pembacaan dan pencarian kembali bagian tertentu dan bukan merupakan bagian isi Alkitab yang sebenarnya.
Claudia Jessica Official Writer Mengetahui sejarah pembentukan Alkitab menjadi sebuah buku yang kita kenal sekarang, akan membantu kita memahami bagaimana kuasa Allah bekerja dalam proses pembentukan Alkitab. Menolong kita untuk tidak mudah digoyahkan dengan pendapat yang mengatakan bahwa kitab orang Kristen yang ada saat ini telah menyeleweng. Tujuan Penyusunan Alkitab Alkitab disusun untuk menuntun orang Kristen dalam mengenal serta lebih menyelami kehendak Tuhan. Oleh sebab itu cara berdoa yang benar sangat penting dalam membaca ayat Alkitab. Agar sebagai pembaca kita dapat memahami apa yang ingin Allah sampaikan. Untuk inilah penyusunan Alkitab memakan waktu yang panjang, supaya kita dapat menelaah kehendak Allah sepenuhnya, dan dapat memberikan pandangan yang tepat akan apa yang Allah firmankan. Inilah pentingnya tujuan dan dasar penyusunan Alkitab yang sebaiknya tidak dilupakan, karena pada dasarnya Alkitab disusun dengan maksud memberikan tuntunan yang baik pada orang Kristen sepenuhnya. Alkitab adalah Firman Allah Alkitab adalah pernyataan khusus Allah kepada manusia. Alkitab adalah firman Allah dalam bentuk tulisan yang kualitasnya sama dengan firman Allah yang verbal. Karena Alkitab adalah Firman Allah, maka Alkitab memiliki natur Supranatural kekal dan ilahi. Dalam proses mewujudkan Firman yang kekal ini, Allah memilih cara yang natural atau alamiah. Prosesnya dengan cara memilih manusia sebagai penulis FirmanNya. Prosedur ini disebut dengan istilah "Allah mengilhami para penulis pilihanNya". BACA JUGA Cara Orang Kristen Menjawab Pertanyaan “Apakah Alkitab Masih Relevan di Zaman Ini?” Alkitab diilhamkan oleh Allah Alkitab adalah Firman Allah karena Alkitab diilhamkan oleh Allah sendiri. Pengilhaman merujuk pada aktivitas Roh Kudus yang mendorong, memimpin dan mengontrol para penulis Alkitab selama proses penulisan, sehingga tulisan mereka berotoritas dan tidak mengandung kesalahan. Ayat Alkitab yang menunjukkan pada kita bagaimana kita bisa memahami konsep pengilhaman. Terdapat dalam 2 Timotius 316, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Di dalam ayat ini terdapat kata “diilhamkan”. Kata “diilhamkan” dalam banyak terjemahan bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata dinafaskan Allah. Pada saat kata ini dipakai atau diterapkan di dalam tulisan Alkitab, maka penulis sedang mengajarkan sesuatu yang sangat penting, yaitu bahwa firman Allah yang diucapkan langsung oleh Allah di dalam sejarah atau yang diucapkan oleh Allah melalui para nabi dan para rasul adalah sama otoritasnya dengan firman Allah yang dituliskan di dalam Alkitab, karena apa yang dituliskan itu disebut dinafaskan oleh Allah. Jadi pengilhaman adalah karya Roh Kudus yang mendorong, memimpin dan mengontrol para penulis Alkitab, sehingga apa yang mereka tuliskan tidak mengandung kekeliruan dan kesalahan. Alkitab memiliki Otoritas BACA HALAMAN SELANJUTNYA ->Alkitab memiliki Otoritas Alkitab melibatkan partisipasi manusia, seperti di dalam Lukas 11-4, dimana Lukas berusaha mengumpulkan sumber dan berusaha untuk menyelidiki dan menyusunnya sedemikian rupa. Namun walaupun Alkitab ditulis oleh manusia, tetapi kita tidak boleh lupa bahwa Alkitab diilhamkan oleh Allah melalui pekerjaan Roh Kudus. Oleh karena itu, apa yang dituliskan di dalam Alkitab bersifat otoritatif dan normatif bagi hidup orang Kristen. Apa yang dituliskan bukan hanya menambah pengetahuan kita, tetapi juga mengatur kehidupan kita. Jadi pada saat dikatakan Alkitab berotoritas, hal itu berarti Alkitab berotoritas atas segala aspek kehidupan kita. Alkitab berbicara hanya untuk hal-hal yang sungguh-sungguh ingin ajarkan. Hal-hal itu bisa berkaitan dengan iman, etika, geografi, sejarah, filsafat, atau dengan apapun juga. Pada saat Alkitab benar-benar menyinggung dan benar-benar memaksudkannya seperti itu, maka apa yang ditulis dalam Alkitab adalah bersifat normatif bagi kita karena mengandung otoritas ilahi di dalamnya. Kiranya otoritas Alkitab membuat kita semakin tunduk dan semakin giat membacanya, karena kita tahu kita bisa memahaminya dan mendapat menfaat darinya sehingga kita bisa bertumbuh dan menyenangkan hati Tuhan. Alkitab memiliki kejelasan Apa maksud dari pernyataan Alkitab mengandung kejelasan? Kita perlu memahami bahwa Alkitab dituliskan Allah untuk semua umat Allah. Alkitab tidak dituliskan hanya untuk segelintir orang dengan pengetahuan teologi yang luar biasa atau untuk segelintir orang yang memiliki pengalaman luar biasa bersama dengan Tuhan. Tetapi Alkitab dituliskan untuk semua umat Allah, baik umat Allah di dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, maupun sekarang. Tidak semua dari mereka merupakan orang-orang yang hebat secara intelektual atau tinggi dalam pendidikan. Tetapi Alkitab ditulis sebagai sebuah kejelasan bagi semua orang. Alkitab memiliki karakteristik jelas karena memang dimaksudkan untuk semua umat Allah. Alkitab bisa menjadi bahan perenungan dan bahan studi yang sangat mendalam, sampai orang yang paling pintar sekalipun tidak bisa memahaminya. Tetapi Alkitab sekaligus juga bisa menjadi bahan bacaan yang begitu sederhana, sehingga orang-orang biasa pun bisa membaca dan mendapat manfaat dari Alkitab. Martin Luther pernah mengatakan bahwa khotbah yang baik adalah khotbah yang dapat dipahami oleh orang-orang yang berpikir intelek maupun orang-orang yang cara berpikirnya sederhana. Alkitab ditulis ribuan tahun Rentang waktu penulisan kitab–kitab yang kita kenal dalam Alkitab saat ini, memakan waktu sekitar 1500 tahun, dari tahun 1400 SM sampai tahun 100 M. Bahkan proses pembentukannya menjadi Alkitab seperti yang kita kenal saat ini, membutuhkan waktu sekitar 1800 tahun. Jika bukan karena kuasa Allah yang bekerja, maka mustahil terjadi pembentukan Alkitab yang membutuhkan waktu hampir 2000 tahun lamanya. Dan luar biasanya lagi, meski proses penulisan kitab–kitab itu terbentang dalam ribuan tahun, namun jika kita membaca secara teliti keseluruhan Alkitab, maka terlihat sangat jelas tentang kisah kasih Allah kepada manusia yang saling bertautan dari satu kitab ke kitab lainnya. Dengan mengetahui proses pembentukan Alkitab ini, menolong kita untuk tidak mudah digoyahkan dengan pendapat yang mengatakan bahwa kitab orang Kristen yang ada saat ini telah diselewengkan. Efesus 4 14 “Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.” Pada artikel selanjutnya, kita masih akan membahas sejarah terbentuknya Alkitab kita. Stay tune ya! Sumber jawaban channel Halaman Tampilkan per Halaman
Apakah Alkitab yg ada pada kita sekarang turun begitu saja dari langit? ataukah ada prosesnya sehingga terbentuk seperti sekarang? ya tentunya ada. proses itu dinamakan kanonisasi. Kanonisasi Alkitab Kata “kanon” berasal dari kata Yunani kanōn dan kanē yang merupakan kata pinjaman dari bahasa Semit kaneh yang berarti “tongkat pengukur.” Jadi, kanon Alkitab menunjuk pada sekumpulan kitab yang dengan ukuran tertentu sekaligus menjadi ukuran iman, ajaran dan tradisi Kristen. Persoalan awal kanonisasi justru terletak pada isu Apa yang menjadi ukuran dalam menentukan kanon? Apa kanon bagi kanon? Hal ini akan dibahas lebih lanjut belakangan. Namun cukup untuk sementara mengatakan bahwa pertanyaan singkat di atas ternyata menghasilkan kepelbagaian pandangan dan hasil kanonisasi itu sendiri; mulai dari Gereja Katolik Roma hingga gereja-gereja Protestant. Karena proses kanonisasi Alkitab berbeda antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka masing-masing akan dibahas secara tersendiri. Kanonisasi Perjanjian Lama Alkitab Ibrani sering dikenal dengan nama TaNaKH Torah, Nevi’im dan Ketuvim – kitab-kitab Taurat, kitab-kitab para nabi dan kitab-kitab lain. Proses kanonisasi PL yang pertama dikenal berlangsung pada masa pemerintahan raja Yosia 622 BCE, yang sering diberi nama Gerakan Reformasi Deuteronomis. Gerakan ini berhasil menghimpun dan mengedit dari berbagai sumber menjadi satu kumpulan Taurat Torah yang terdiri dari 5 kitab. Kitab nabi-kabi ditambahkan kemudian oleh para imam yang dibuang ke pembuangan 586-539 BCE. Yang disebut kitab nabi-nabi nevi’im terdiri atas kumpulan kitab nabi-nabi terdahulu Yosua, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja dan kumpulan kitab nabi-nabi terkemudian. Bagian ketiga kanon Alkitab Ibrani ketuvim ditambahkan setelah mereka pulang dari pembuangan, kemungkinan besar pada masa Ezra dan Nehemia. Termasuk di dalamnya Mazmur, Amsal, Ayub, 5 Megillot Kidung Agung, Ruth, Ratapan, Pengkotbah, dan Ester, Daniel, Ezra dan Nehemia sebagai satu buku dan Tawarikh. Yang menarik, kutipan-kutipan yang mengacu pada Alkitab Ibrani, yang banyak dijumpai di PB, sebenarnya mengacu pada tiga kumpulan kitab-kitab di atas, yang masih berada pada bentuk yang tidak ketat. Yesus, misalnya, sering mengacu pada “hukum Taurat dan kitab para nabi” Mt. Lk. dan sekali pada “kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur” Lk. Baru pada tahun 70 CE, setelah runtuhnya Yerusalem, pemuka-pemuka Yahudi mengadakan Sidang Sinode di Jamnia, untuk menentukan secara pasti kitab-kitab apa yang diakui dan masuk ke dalam Alkitab Ibrani. Di sidang itulah kanon PL bagi orang-orang Yahudi diputuskan secara final. Namun ini tidak berarti bahwa dengan sendirinya kanon Ibrani itu menjadi kanon PL umat Kristen. Gereja Kristen perdana menerima Alkitabnya PL dari orang-orang Yahudi berbahasa Yunani. Tentu saja Alkitab yang mereka terima adalah Alkitab yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sering disebut “Alkitab Alexandria”, yang dikenal dengan nama Septuaginta atau LXX karena dikerjakan oleh sekitar 70 ahli dari Alexandria. Perbedaan paling mencolok antara “Alkitab Ibrani” dan “Alkitab Alexandria” terletak pada klasifikasi yg dipergunakan dan jumlah kitab yang dikoleksi masing-masing. Jika Alkitab Ibrani memakai klasifikasi TANAKH, Alkitab Alexandria memakai klasifikasi berdasarkan jenis sastranya sejarah, puisi, kebijaksanaan dan nabi-nabi. Jumlah yang dikoleksi masing-masing Alkitab juga berbeda. Dalam tulisan bapa-bapa gereja misalnya Augustinus, Origenes dan Athanasius, kitab-kitab tambahan yang tidak termasuk dalam Alkitab Ibrani dikutip dan diakui sebagai kitab suci pula. Perbedaan inilah yang kemudian memunculkan perdebatan sengit antara gereja Katolik dan gereja Protestan. Sementara gereja Katolik Roma mengakui “Alkitab Alexandria” yang dipakai dalam kehidupan gereja selama ini sebagai dasar pembentukan Alkitab PL Kristen, gereja Protestan mengakui “Alkitab Ibrani” sebagai Alkitab PL Kristen. Kitab-kitab lain yang ada di dalam “Alkitab Alexandria” dan yang tidak ada di dalam “Alkitab Ibrani” itu kemudian disebut sebagai deuterokanonika sebutan oleh gereja Katolik atau kitab-kitab apokrif sebutan oleh gereja Protestan, yang artinya “tersembunyi”. Agak sukar mendaftarkan kitab-kitab apa saja yang ditambahkan ke dalam LXX, karena LXX sendiri memiliki beberapa versi. Misalnya dikenal tiga versi yang paling penting Codex Vaticanus abad ke-4, Codex Alexandrinus abad ke-5 dan Codex Sinaiticus abad ke-4. Namun prinsipnya LXX inilah yang kemudian diterima oleh Gereja Katolik Roma sebagai dasar Alkitab PL. Di dalam Konsili Trente 1546 ditetapkanlah berdasarkan LXX, susunan Alkitab PL yang diakui oleh Gereja Katolik Roma. Daftar kitab-kitab lain apokrif dalam Kitab Suci PL menurut Gereja Orthodox ternyata lebih panjang lagi. Genesis Exodus Leviticus Numbers Deuteronomy Joshua Judges Ruth 1 Samuel 2 Samuel 1 Kings 2 Kings 1 Chronicles 2 Chronicles Ezra Nehemiah Tobit Judith Esther + additions to Esther 1 Maccabees 2 Maccabees Job Psalms Proverbs Ecclesiastes Song of Songs Wisdom of Solomon Sirach Ecclesiasticus Isaiah Jeremiah Lamentations Baruch includes Letter of Jeremiah Ezekiel Daniel + Susanna & Bel and the Dragon Hosea Joel Amos Obadiah Jonah Micah Nahum Habakkuk Zephaniah Haggai Zecariah Malachi Dalam praktik, masalah kemudian muncul, karena beberapa doktrin gereja Katolik memperoleh dasarnya dari kitab-kitab deuterokanonika ini. Misalnya ajaran mengenai arwah dan api penyucian 2 Makabe 1238-45. Jadi, sebenarnya, pertanyaan “siapa yang menambahi Alkitab?” pertanyaan dari kalangan Protestan atau “siapa yang mengurangi Alkitab?” pertanyaan dari kalangan Katolik bermuara dari perbedaan ini. Kanonisasi Perjanjian Baru Kanonisasi Perjanjian Baru memiliki latar belakang yang jauh berbeda. Sejak gereja perdana, Kristus yang bangkit menjadi “ukuran iman” rule of faith, regulum fidei. Iman pada Kristus itu diturunalihkan dari satu generasi ke generasi lain, baik melalui tradisi oral kisah kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus maupun melalui surat-surat dari para rasul kepada jemaat-jemaat. Namun, masalahnya kemudian, ketika Injil tersebar dan bersentuhan dengan banyak budaya, filsafat dan agama, “Kristus yang bangkit” sebagai regulum fidei itu kemudian diinterpretasi secara berbeda dan bahkan berlawanan satu dengan yang lain, yg muncul lewat banyak tulisan, injil dan surat. Banyak dari ajaran-ajaran tersebut di kemudian hari dicap sebagai unorthodox atau heretic. Kebutuhan menjawab ajaran-ajaran yang unorthodox ini dibarengi dengan kesadaran bahwa tradisi oral yang mengandalkan memori tidaklah dapat bertahan lama, selain juga bahwa saksi-saksi pertama para rasul tidak akan tinggal bersama jemaat selamanya. Karena itulah injil-injil mulai ditulis, menambah koleksi surat-surat rasuli lainnya, yang sudah terlebih dahulu beredar dan diperbanyak di antara jemaat-jemaat. Dengan makin menguatnya ajaran-ajaran sesat dan makin meluasnya perkembangan Injil, maka muncul dua kebutuhan mendasar ditetapkannya kanon baru untuk mendampingi kanon PL dan dirumuskan kredo-kredo yang menjadi intisari pengajaran rasuli. Kanonisasi PB berlangsung melalui proses yang panjang, sampai akhirnya diputuskan dalam Konsili Carthage 419. Daftar yang muncul di konsili itulah yang kita miliki hingga sekarang, yang diakui oleh seluruh gereja Kristen. 100 CE 200 CE 250 CE 300 CE 400 CE Bagian-bagian yang berbeda dari PB ditulis pada masa ini namun belum terkoleksi dan didefinisikan sebagai “Kitab Suci.” Para bapa gereja Polikarpus, Ignatius, dll mengutip dari Injil-injili dan surat-surat Paulus, selain dari tulisan lain dan sumber-sumber oral. Surat-surat Paulus dikumpulkan pada akhir abad pertama. Matius, Markus dan Lukas dikumpulkan bersama-sama sekitar tahun 150 CE. PB di gereja Roma “Muratorian Canon” PB yang dipakai oleh Origenes PB yang dipakai oleh Eusebius Konsili Kartage 419 Empat injil Kisah Surat-surat Paulus Roma 1&2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1&2 Tesalonika 1&2 Timotius Titus Filemon Yakobus 1&2 Yohanes Yudas Wahyu Yohanes Wahyu Petrus Kebijaksanaan Salomo Empat injil Kisah Surat-surat Paulus Roma 1&2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1&2 Tesalonika 1&2 Timotius Titus Filemon 1 Petrus 1 Yohanes Wahyu Yohanes Empat injil Kisah Surat-surat Paulus Roma 1&2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1&2 Tesalonika 1&2 Timotius Titus Filemon 1 Petrus 1 Yohanes Wahyu Yohanes kepengarangan diragukan Empat injil Kisah Surat-surat Paulus Roma 1&2 Korintus Galatia Efesus Filipi Kolose 1&2 Tesalonika 1&2 Timotius Titus Filemon Ibrani Yakobus 1&2 Petrus 1,2&3 Yohanes Yudas Wahyu Yohanes Dipakai untuk pribadi namun tidak untuk ibadah umum Diperdebatkan Diperdebatkan namun dikenal secara baik Dikeluarkan Gembala Hermas Yakobus 2 Petrus 2&3 Yohanes Yudas Gembala Hermas Surat Barnabas Pengajaran 12 Rasul Injil Ibrani Yakobus 2 Petrus 2&3 Yohanes Yudas Gembala Hermas Surat Barnabas Injil Ibrani Wahyu Petrus Kisah Petrus Didache Apakah kriteria yang dipakai untuk menentukan diterima tidaknya sebuah kitab? Setidaknya ada empat kriteria dasar Kerasulan. Sebuah kitab diterima sejauh terbukti meneruskan tradisi rasuli, yaitu para murid Yesus. Ortodoksi. Sekalipun harus diakui bahwa masing-masing kitab memiliki keunikan masing-masing yang membuat keseluruhan Alkitab berwujud sebuah “diversity”, namun diakui pula bahwa masing-masing Alkitab memiliki kesatuan unity yang berporos pada iman yang sama pada Kristus yang bangkit dan dimuliakan. Antiquity. Yang diakui adalah kitab-kitab yang lebih kuno atau yang paling dekat dengan peristiwa Yesus. Pemakaian dalam Komunitas. Hanya kitab-kitab yang dipakai secara meluas oleh jemaat yang dimasukkan ke dalam kanon. Joas Adiprasetya This entry was posted on September 12, 2010. It was filed under Alkitab and was tagged with Uncategorized.
proses terjadinya alkitab disebut dengan