TafsirSurat Al-Fatihah. 1. Keutamaan Surat Al-Fatihah. 1.1. Pertama: Membaca Al-Fatihah Adalah Rukun Shalat. 1.2. Kedua: Al-Fatihah Adalah Surat Paling Agung Dalam Al Quran. 2. Penjelasan Tentang Bacaan Ta'awwudz dan Basmalah.
tk8HTun. Judul Buku Terjemah Tafsir As-Saâdi Juz 28 29 30 Terjemah Kitab Taisir Al-Karim Ar-Rahman Taisir Karimir Rahman Fi Tafsir Kalamil Mannan Penulis Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Saâdi Penerbit Atuqa Fisik 16 x 23 x 4 cm, uv, hard cover, Tebal 700 halaman, Berat 1250 gr Harga Rp Harga Jadi Rp Disc SKB Pengantar Buku Terjemah Tafsir As-Saâdi Juz 28 29 30 Taisir Karimir Rahman Fi Tafsir Kalam Al Mannan Buku Terjemah Tafsir Assadi ini mencakup 3 juz yaitu juz amma, juz tabarok dan juz mujadalah atau juz 28 29 30, juz-juz di sepersepuluh terakhir Al-Qurâan Al-Karim. Buku ini disusun oleh Syaikh Abdurrahman Assadi seorang ulama terkemuka masa ini dalam masalah tafsir. Beliau menyusunnya ketika berumur masih muda pada waktu berumur 35 tahun dan beliau selesaikan dalam waktu 3 tahun saja. Ini adalah sebuah kelebihan beliau. Terlebih lagi Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman Fi Tafsir Kalamil Mannan, beliau susun langsung dari tuangan ilmu yang beliau ingat. Dan lagi disusun dalam bahasa yang sederhana namun tetap ilmiyah. Akhirnya kami persilahkan para pengunjung untuk menelaah buku Terjemah Tafsir As-Saâdi Juz 28 29 30 ini semoga bermanfaat. Dan buku ini bisa dipesan di dengan diskon besar Rp
Kitab Tafsir al-Saâdi atau judul penuhnya ialah Taisir al-Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan merupakan antara karya-karya dalam bidang tafsir yang diakui dan dipuji oleh para ulama pada zaman sekarang dan mendapatkan tempat yang cukup baik dalam hati kaum muslimin. Tafsir al-Saâdi ini adalah hasil karya al-Syaikh al-Allamah Abdurrahman bin Nashir al-Sa'di yang meninggal pada tahun 1376 H. Keistimewaan Tafsir al-Saâdi; 1. Kesungguhan penulis dalam membuat tafsirannya ringkas hanya sebatas makna global, di mana mayoritas penafsir al-Qur'an itu tidak lepas membahas secara panjang lebar bahkan hingga menyimpang dari topik tafsirannya dari kitabullah, atau mereka membatasi diri membahas makna-makna bahasa atau fiqhiyah saja, maka beliau menghendaki dalam tafsirannya itu untuk membaÂŹhas makna yang dimaksudkan oleh ayat sedangkan lafazhnya hanya sebagai jembatan baginya agar manusia dapat mengetahui makna firman Allah hingga mereka dapat mengambil petunjuk dari pengetahuan tentangnya, dan berakhlak dengan akhlaknya dan adab-adabnya dengan memakai metode yang paling mendekati. 2. Pilihan-pilihan syaikh yang dihasilkan oleh kecerdikan akalnya, kejernihan hatinya, kecepatan pikirannya terhadap perkataan-perkataan para salaf dari para sahabat ,para tabi'in dan para ulama umat yang disebutkan dalam tafsir, sehingga beliau seolah-olah mengumpulkan perkataan dan pendapat yang muncul dalam tafsir makna ayat kemudian beliau mengungkapkannya dengan gaya bahasa yang telah diketahui. 3. Tafsir beliau diistimewakan juga dengan kata-katanya yang sederhana dan penjelasannya yang mudah dimengerti, yang tidak dipaksa-paksakan dan tidak ruwet, juga tidak bertele-tele dan memanjang-manjangkan, iaitu dengan suatu gaya yang dapat difahami oleh orang yang berilmu maupun yang tidak. 4. Penyusunan kalimat yang begitu rapi dan mengaitkan suatu kalimat dengan kalimat yang lain yang sesuai tanpa ada kesusahan dalam merangkai ungkapannya, dan inilah suatu hal yang paling menonjol dari tafsir beliau. 5. Kitab tafsir ini mengandung banyak faedah ilmiah dan pendidikan yang disarikan dari kitabullah yang dijelaskan oleh penulis di sela-sela pembahasannya terhadap tafsir ayat, faedah-faedah itu sangatlah beragam baik dari segi tauhid, fikih, sirah, nasihat-nasihat, akhlak dan lain-lainnya. 6. Inilah keistimewaan yang terpenting adalah terhindarnya buku tafsir ini dari takwil-takwil yang keliru, hawa nafsu, bid'ah, dan Israiliyat. Pengarangnya bersandar dari teks-teks al-Qur'an dan as-Sunnah, dan beliau juga mengikuti riwayat-riwayat yang disebutkan dari al-Salaf al-Shalih. Syaikh al Utsaimin -rahimahulloh- berkata âsesungguhnya tafsir syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di yang berjudul "Taisir al-Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan", adalah sebaik-baik tafsir, kerana memiliki keistimewaan yang banyak; di antaranya adalah gaya bahasa yang sederhana dan jelas yang dapat langsung dimengerti oleh orang yang berilmu maupun yang bodoh. Keistimewaan lainnya adalah menghindari kalimat-kalimat sisipan dan bertele-tele yang tidak ada manfaatnya kecuali hanya akan membuang-buang waktu pembaca dan membingungkan pikirannya. Yang lainnya adalah menghindari penyebutan perselisihan pendapat kecuali perselisihan vang mendasar yang harus disebutkan, dan yang terakhir ini adalah keistimewaan yang paling penting bagi pembaca budiman hingga pemahamannya hanya terfokus pada satu hal saja. Keistimewaan lain adalah berjalan di atas manhaj salaf pada ayat-ayat sifat yang tidak ada penyimpangan dan tidak ada takwil yang bertentangan dengan maksud Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam firmanNya, dan itulah patokan dalam pengukuhan akidah. Keistimewaan lain adalah keterincian pengambilan kesimpulan yang ditunjukkan oleh ayat-ayat berupa faedah, hukum-hukum dan hikmah-hikmahnya, hal ini sangatlah nampak jelas dalam beberapa ayat, seperti ayat wudhu dalam surat al-Maidah, di mana ia me-ngambil kesimpulan darinya sebanyak lima puluh hikmah, sebagai-mana juga dalam kisah Daud dan Sulaiman dalam surat Shad. Di antara keistimewaannya adalah bahwasanya buku ini adalah buku tafsir dan panduan pendidikan terhadap akhlak-akhlak yang luhur, di mana hal itu nampak jelas pada tafsir suatu ayat dalam surat al-A'raf; "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari omng-orang yang bodoh." al-A'raf 199. Untuk itu saya al-Utsaimin memberi saranan kepada orang-orang yang hendak memiliki buku tafsir agar tidak ketinggalan untuk mengoleksi perpustakaannya dengan buku tafsir yang indah ini. Terjemahan kitab Tafsir al-Sa'di al-Hamdulillah karya tafsir yang amat berharga ini telah pun lengkap diterjemahkan dan diterbitkan oleh Pustaka Sahifa, Indonesia agar manfaatnya dapat diterima semua pihak, sama ada bagi kalangan awam, penuntut ilmu, mahupun golongan ilmuan di luar sana. Kandungannya Jilid Pertama Tafsir Surah al-Fatihah hingga Surah Ali 'Imran, Jilid Kedua Tafsir Surah an-Nisaa' hingga Surah al-An'am, Jilid Ketiga Tafsir Surah al-A'raaf hingga Surah Yusuf. Jilid Keempat Surah ar-Ra'd hingga surah al-Hajj. Jilid Kelima Surah al-Mu'min hingga Surah Saba'. Jilid Keenam Surah Fathir hingga Surah Qaaf. Jilid Ketujuh Surah adz-Dzariyyat hingga Surah an-Naas. Sila ikutan pautan berikut untuk keterangan lanjut mengenai tafsir ini
ï»żBismillah. Berikut ini kami hadirkan kepada pembaca sebuah link download kitab Taisir Lathif al-Mannan yang merupakan ringkasan dan intisari dari kitab tafsir Taisir al-Karim ar-Rahman. Kedua kitab tersebut adalah karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Saâdi rahimahullah. Sebagaimana diketahui, bahwa kitab tafsir as-Saâdi adalah kitab yang sangat bagus dalam memaparkan kandungan ayat-ayat al-Qurâan. Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Aqil memuji kitab ini seraya mengatakan bahwa kitab ini memiliki ungkapan bahasa yang mudah, dan memuat isyarat yang jelasâ. Demikian pula murid dari Syaikh as-Saâdi -yaitu Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahâ menyanjung kitab ini. Beliau berkata, âBahwa kitab ini memiliki ungkapan yang mudah dipahami dan jelas/gamblang, sehingga ia akan bisa dimengerti oleh orang-orang yang dalam ilmunya maupun yang memiliki keilmuan di bawahnya.â Beliau juga berkata, âBuku ini adalah kitab tafsir sekaligus kitab tarbiyah/pembinaan; yaitu tarbiyah akhlak yang mulia.â Demikian pula beliau katakan bahwa kitab ini mengandung istinbath/penarikan kesimpulan hukum yang sangat jeli dan teliti.â [lihat dalam mukadimah Tafsir as-Saâdi, hal. 9-11] Nah, bagi anda yang ingin membaca langsung ringkasan tafsir ini [yang berbahasa arab] silahkan mengunduhnya dari [sini] Adapun bagi anda yang ingin membeli terjemah kitab tersebut yang berjudul Ringkasan Tafsir as-Saâdiâ yang diterbitkan oleh Pustaka Sumayyah, silahkan hubungi saudara Syarif di no HP 0856 4326 6668. Insya Allah beliau siap membantu anda.
0% found this document useful 0 votes1K views77 pagesOriginal TitleeBook Terjemah Tafsir as SadiyCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes1K views77 pagesEbook Terjemah Tafsir As SadiyOriginal TitleeBook Terjemah Tafsir as SadiyJump to Page You are on page 1of 77 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 14 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 18 to 21 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 25 to 35 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 39 to 41 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 48 to 68 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
KATA PENGANTAR PENELITI Segala puji hanya milik Allah, kita memujiNya, memohon pertolonganNya, mengharap ampunanNya, dan bertaubat kepada Nya serta kita berlindung kepadaNya dari kejahatan diri kita dan dari keburukan perbuatan-perbuatan kita, barangsiapa yang telah diberi petunjuk oleh Allah maka tidak akan ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang telah disesatkan maka tidak akan ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya, saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali hanyalah Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan saya bersaksi bahwa sanya Muhammad adalah hamba dan RasuiNya, shalawat dan salam atasnya, para keluarganya dan para sahabatnya dengan salam yang berlimpah. Amma baâdu, Sesungguhnya perhatian yang paling patut untuk diarahkan kepada suatu hal yang harus dipelalari dan pencapaian tujuan yang paling utama untuk diperoleh pengetahuannya adalah sesuatu yang dalam mengetahuinya maka Allah menjadi, ridha dan bagi seorang yang mengetahuinya adalah petunjuk kepada jalan yang lurus, dan bahwasanya hal yang mencakup semua itu bagi orang yang mengharapkannya adalah kitabullah yang tidak ada keraguan padanya dan apa yang diturunkanNya yang tidak ada keraguan terhadapnya, yang berhasil dengan mendapatkan tabungan yang baik dan balasan yang sempurna adalah pembacanya, yang tidak ada padanya kebatilan dari hadapannya maupun dari belakangnya sebagai sesuatu yang diturunkan oleh Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. Allah menurunkannya kepada NabiNya Muhammad dengan bahasa Arab yang jelas, Allah berkata, âDan sesungguhnya al-Qurâ an ini benar-benar diturunknn oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin ]ibril ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang yang memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelasââ Asy-Syuâara192-195. Lalu beliau menyampaikan al-Qurâan itu kepada manusia dengan penyampaian yang benar, dan tidaklah Allah mencabut nyawanya kecuali setelah beliau telah menyampaikan dan menjelaskan apa yang diturunkan kepadanya dalam kitab tersebut sebagaimana kataNya, âDan Kami turunkan kepadamu al-Qurâan, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.â An-Nahl 44 âDan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab ini melainkan agar kamu agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereke perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat kepada kaum yang berimanâAn-Nahl 64. Ibnu Jarir ketika menafsirkan ayat menyebutkan, âAllah yang tinggi penyebutanNya berkata kepada NabiNya, Muhammad , âdan tidaklah Kami turunkan kepadamu kitab Kami, dan Kami utuskamu sebagai Rasul kepada makhluk Kami kecuali hanya agar kamu menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan padanya dari agama Allahâ . Dan telah jelas sekali menunjukkan bahwasanya para sahabat telah menerima tafsiran Al-Qurâan dari Rasulullah. Apabila seseorang dari mereka apabila mempelajari sepuluh ayat darinya, ia tidak akan berpindah kepada ayat lain kecuali setelah memahami maknanya dan mengamalkannya. Abu Abdurrahman as-Sulami seorang pembesar tabiâin berkata, âKami diberitahu bahawa para sahabat meminta Rasulullah untuk membacakan kepada mereka al-Qurâan. Mereka akan mempelajari 10 ayat dan beramal dengannya. Setelah beramal barulah mereka mempelajari ayat-ayat yang lain. Sehingga kami mempelajari al-Qurâan dan mengamalkan secara keseluruhan.â Hadith Riwayat Al-Hakim, sahih menurut Adz-Dzahabi dan Ahmad Syakir Dan para sahabat, apabila ada suatu kemusykilan, mereka bertanya terus kepada Nabi, seperti ketika turun ayat, âOrang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman.â Al-Anâam 82 Maka para sahabat Rasulullah berkata, âSiapakah di antara kami yang tidak menzhalimi dirinya sendiri?â Beliau berkata, âTidaklah seperti apa yang kalian katakan, Dan mereka tidak mencampuradukkan iman mereka dengnn kezhalimanâ maksudnya adalah dengan kesyirikan.â HR Bukhari & Muslim Tafsir Sahabat Kemudian yang menjelaskan dan menafsirkannya setelah Nabi yang merupakan sebaik-baik manusia dalam penjelasan-nya dan paling jujur keimanannya dan paling dalam keilmuannya adalah para sahabat yaitu orang-orangyang dengan mereka tegak- lah al-Qurâan itu, dan dengannya mereka bergerak, dengan mereka al-Qurâan berbicara, dan dengannya mereka berkata orang-orangyang dianugerahkan oleh Allah keilmuan dan hikmah yang merupakan keistimewaan mereka terhadap seluruh pengikut para Nabi. Mereka itulah para sahabatnya, yang dipilih oleh Allah di antara seluruh makhluk agar menemani NabiNya selama dua puluh tiga tahun, dan al-Qurâan turun kepada mereka dengan bahasa mereka sendiri yang mereka hidup dengarnya maka, mereka membelanya dan mengamalkannya. Dan ahli tafsir yang paling terkenal di antara mereka adalah para khalifah ar-Rasyian, Ubay Bin Kaâab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa al-Asyâari, Abdullah bin az-Zubair. Dan yang paling terkenal riwayatnya dalam tafsir adalah Abdullah bin Masâud yang berkata tentang dirinya, âDemi Allahyang tidak ada Ilah yang berhak disembah selain diriNya, tidaklah satu surat yang diturunkan dari kitabullah, kecuali saya yang paling tahu di mana ia diturunkan, dan tidaklah satu ayat diturunkan dari kitabullah, kecuali saya paling tahu tentang pembahasan yang diturunkan, dan apabila saya mengetahui seseorang yang lebih mengetahui dariku tentang kitabullah di mana unta mampu sampai kepadanya, pastilah saya akan menungganginya kepadanya.â HR Bukhari Dan Abdullah bin Abbas adalah ahli tafsir al-Qurâan yang telah didoakan oleh Nabi seraya berkata, âYa, Allah! pahamkanlah ia dalam agama, dan ajarkanlah ia tafsirâ HR Ahmad, sahih menurut Ahmad Syakir. Ibnu Masâud berkata tentangnya, âSebaik-baik ahli tafsir al-Qurâan adalah Ibnu Abbasâ HR Ahmad, hassan menurut Ibn Hajar al-Asqalani Tafsir Tabiâin Kemudian tafsir ini setelah para sahabat dilanjutkan oleh para Tabiâin, khususnya para sahabat Abdullah bin Abbas di Makkah seperti Mujahid, Said Bin Jabir dan semisal mereka. Mujahid ber-kata, âsaya ajukan sebuah mushaf kepada Ibnu Abbas dengan tiga kali pengajuan dari pembukaannya hingga penutupnya dan, berhenti pada setiap ayat darinya lalu saya menanyakan tentang ayat itu kepadanyaâ. Oleh karena itu, ats-Tsauri berkata,âApabila kamu mendapatkan tafsir dari Mujahid, maka cukuplah bagimu.â Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata, âoleh karena itulah yang bersandar kepada tafsirnya adalah Asy-syafiâi dan Bukhari serta selain mereka berdua dari para ulama, demikian juga Imam Ahmad dan lain-lainnya dari orang-orang yang mengarang tafsir selalu mengulang-ulang jalan dari Mujahid lebih banyak dari jalan selainnya.â Demikian juga para sahabat Abdullah bin Masâud seperti Alqamah, Masruq dan semisal mereka, Ibnu Masâud berkata,âTidaklah saya membaca sesuatu dan tidak pula saya mengetahui-nya kecuali Alqamah membacanya dan mengetahuinyaâ. Siyar Aâlam an-Nubala Dan al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani memiliki perincian yang memadai yang tidak mungkin dapat ditinggalkan oleh seorang yangmembaca buku-buku tafsir agar mengetahui isnad-isnad yang paling populer yang diriwayatkan dari para Tabiâin dan orang-orang setelahnya, beliau menjelaskan dalamnya kondisi orang yang meriwayatkan tafsir dari para Tabiâin dan orang-orang setelahnya. Maksudnya adalah kita dapat mengetahui bahwasanya para sahabat dan Tabiâin telah menafsirkan al-Qurâan, mereka telah menjelaskan lafazh beserta makna-maknanya, maka kewajiban kita adalah mereferensikan perkataan mereka apabila kita tidak mendapatkan suatu tafsir dari al-Qurâan atau Sunnah. Adapun perselisihan yang terjadi di antara mereka dalam hal ini sangat sedikit sekali,bahkan jarang terjadi, dan sebagian besar perselisihan yang ada diantara mereka itu adalah perselisihan bentuk dan bukan perselisihan yang saling bertentangan, hal ini sebagaimana disebutkan dan dijelaskan oleh syaikh Islam Ibnu Taimiyah dalamâMuqaddimah at-Tafsirâ. Kemudian para ulama memfokuskan perhatiannya kepada kompilasi agar dapat mengumpulkan tafsir-tafsir para sahabat . Adapun para Tabiâin yang bersandar kepada mereka seperti Ibnu Jarir ath-Thabari, Ibnu al-Mundzir, Ibnu Abi Hatim, dan Abd bin Humad. Ibnu Hajar berkata, âTafsir-tafsir yang empat ini sedikit sekali ada sesuatu yang menyimpang dalam tafsir yang marfuâ dan mauquf pada para sahabat dan maqthuâ dari para-Tabiâin.â Kemudian berturut-turutlah setelah itu para ulama mengarang tafsir dengan perbedaan-perbedaan yang ada di antara mereka dalam madzhab-madzhab mereka, akidah-akidah mereka, dan perhatian ilmiah mereka. Dan di antara mereka yang mengarang dalam bidang itu adalah Abu Muhammad bin ar-Husiin al-Baghawi w 56H, Abu al-Faraj Abdurrahiran bin al-Jauzi w 596 H, Abu Abdullah Muhammad bin Umar ar-Razi w 606 H, Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi w 677 H, Abu Abdullah Muhammad bin Yusuf bin Hayyan an-Nahwi al-Andalusi w 745 H, al-Hafizh Imaduddin Abu al-Fidaâ Ismail bin Umar bin Katsir w 774 H, Abdurrahman ats-Tsaâalabi w 876 H, Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi w 9ll H, Muhammad bin Ali asy-Syaukani w 1250 H, Mahmud Syihabuddin al-Alusi w 1270 H, Muhammad Jamaiuddin al-Qasimi w 1332 H, Muhammad al-Aminbin Muhammad al-Mukhtar al-Jakni asy-Syinqithi w 1393 H, dan lain sebagainya dari para ulama kaum muslimin yang telah menulis dalam ilmu tafsir. Ibnu Jarir berkata, âsebaik-baik ulama penafsir yang paling hampir dengan kebenaran dalam menafsirkan al-Qurâan adalah yang paling jelas hujjahnya pada tafsiran maupun takwilannya, di mana takwil-nya itu berasal dari Rasulullah tanpa umatnya dari riwayat-riwayat Rasulullah yang benar, baik dari segi periwayatan yang banyak atau dari segi perawi-perawi yang adil dan kuat atau dari segi penunjukan makna yang dinisbatkan atas keabsahannya, dan mereka paling shahih keterangannya terhadap apa yang diterjemahkan dan apa yang dijelaskan dalam hal itu di mana dia diketauir ilmunya dari segi lisannya, baik dengan keterangan-keterangan dari syair-syair yang berlaku, atau dari loghat mereka dan bahasa mereka yang mendalam dan terkenal, siapa pun dia orangnya dari penafsirdan penakwil, setelah tafsiran dan takwliannya tidak menyimpang dari pendapat-pendapat para salaf dari para sahabat, para pemimpin umat dan para khalaf dari para Tabiâin dan ulama umat.â Dan di antara karangan-karangan dalam bidang tafsir yang diakui dan dipuji oleh para ulama pada zarnan sekarang ini, memperoleh ketenaran yang begitu luas dan ditakdirkan oleh Allah mendapatkan tempat yang cukup baik dalam hati kaum muslimin adalah tafsir Syaikh al-Allamah Abdurrahman bin Nashir as-Saâdi w 1376 H. Hal ini disebabkan karena keistimewaan bukinya tersebut dalam beberapa hal Pertama. Kesungguhan penulis dalam membuat tafsir yang ringkas hanya sebatas makna global. Kebanyakan penafsir al-Qurâan itu tidak lepas membahas secara panljnq lebar bahkan hingga menyimpang dari topik tafsirannya dari kitabullah, atau mereka membatasi diri membahas makna-makna bahasa atau fiqhiyah saja, maka beliau menghendaki dalam tafsirannya itu untuk membahas makna yang dimaksudkan oleh ayat sedangkan lafazhnya hanya sebagai jambatan baginya agar manusia dapat mengetahui makna kalam Aalah hingga mereka dapat mengambil petunjuk dari pengetahuan tentangnya, dan berikhlak dengan akhlaknya dan adab-adabnya dengan memakai metode yang paling mendekati. Kedua. Pilihan-pilihan syaikh yang dihasilkan oleh kecerdikan akalnya, kejernihan hatinya, kecepatan pikirannya terhadap perkataan-perkataan para salaf dari para sahabat, para tabiâin dan para ulama umatâ yangdisebutkan dalam tafsir, sehingga beliau seolalah-olah mengumpulkan perkataan dan pendapat yang muncul dalam tafsir makna ayat kemudian beliau mengungkapkannya dengan gaya bahasa yang telah diketahui. Ketiga. Tafsir beliau diistimewakan juga dengan kata-katan yang sederhana dan penjelasannya yang mudah dimengerti, yang tidak dipaksa-paksakan dan tidak ruwet, juga tidak bertele-tele dan memaniang-manjangkan, yaitu dengan suatu gaya yang dapat dipahami oleh orang yang berilmu maupun yang tidak. Keempat. Penyusunan kalimat yang begitu rapi dan mengaitkan suatu kalimat dengan kalimat yang lain yang sesuai tanpa ada kesusahan dalam merangkai ungkapannya, dan inilah suatu hal yang paling menonjol dari tafsir beliau. Kelima. Buku ini mengandung banyak faedah ilmiah dan pendidikan yang disarikan dari kitabullah yang dijelaskan oleh penulis di sela-sela perbahasannya terhadap tafsir ayat, faedah-faedah itu sangatlah beragam dari segi tauhid, fikih, sirah, nasihat-nasihat, akhlak dan lain-lainnya. Keenam. Inilah keistimewaan yang terpenting adalah terhindarnya buku tafsir ini dari takwil-takwil yang keliru, hawa nafsu, bidâah, dan Israiliyat. Pengarangnya bersandar dari teks-teks-Qurâan dan as-Sunnah, dan beliau juga mengikuti riwayat-riwayat yang disebutkan dari as-Salaf kulakukan dalam buku ini; 1. Saya sangat memperhatikan harakat teks buku tersebut, dan saya berusaha untuk menerbitkannya dengan terhindar dari kalimat yang hilang, menyimpang dan kesalahan cetak yang terdapat pada cetakan-cetakan sebelumnya, hal ini saya lakukan dengan bersandar kepada naskah asli pertama, ada pun kalimat yang hilang yang terdapat padanya ketika penyalinan maka sesungguhnya saya membandingkannya dengan naskah asli kedua lalu saya berikan dua tanda kurung buka dan tutup padanya seperti ini âŠ. Sebagaimana juga saya berusaha menjelaskan perbedaan yang paling menonjol antara salinan-salinan tersebut pada catatan kaki dengan maksud melakukan peringkasan. Adapun bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh tentang hal itu maka lihat kembali cetakan pertama dari buku ini yang berjumlah empat jilid. 2. Saya juga melakukan pengoreksian terhadap beberapa ayat yang dijadikan sebagai bukti penguat keterangan dari penulis di sela-sela tafsirannya tanpa ada isyarat kepada hal itu dan saya, kecuali ayat-ayat yang menjadi topik tafsiran penulis maka saya memberikan isyarat kepadanya pada catatan kaki. 3. Sebenarnya ada beberapa ayat yang terlewatkan oleh penulis yang tidak ditafsirkan, sesungguhnya hal ini telah saya jelaskan pada catatan kakinya. 4. Saya berikan sandaran bagi hadits-hadits yang disebutkan dalam tafsir ini. Akhirnya, Saya memohon kepada Allah semoga saja saya telah dibimbing dalam menerbitkan buku tafsir ini dengan gambaran yang saya kira sesuai dengan yang dikehendaki oleh penulis dalam buku tersebut, maka apapun yang benar maka hal itu ada-lah dari bimbingan Allah, dan apa pun yang salah maka dari saya pribadi dan dari setan la1u saya memohon ampunan kepada Allah darinya, dan semoga Al1ah memberikan ganjaran sebaik-baiknya bagi seluruh pihak yang telah memberikan maklumat kepada saya dengan berbagai saran dan pengoreksiannya, agar saya dapat melaksanakan perbaikan pada cetakan-cetakan di masa yang akan datang, insya Allah. Demikian juga saya memohon kepada A1lah agar menjadikan usaha saya ini hanya tulus ikhlas karenaNya semata, dan menetapkan balasan dan ganjaran untuk saya, karena Dia adalah DzatYang Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan dan salam runtuk Nabi kita Muhammad, beserta para keluarga dan sahabatnya semua. Saâd bin Fawwaz ash-Shamil
terjemah tafsir as sa di pdf